Sesuai dengan judulnya, doa setelah sholat dhuha sesuai sunnah, berarti doa yang dimaksud haruslah ada dalil dari Nabi berupa haditsnya. Lalu apakah ada hadits yang menerangkan doa sholat dhuha yang dimkasud ? Mari kita telusuri lebih lanjut.
Dari penelusuran yang Saya lakukan melalui media online, ternyata ada sebuah doa pendek yang sebaiknya dibaca setelah sholat dhuha. Doa tersebut sesuai sunnah karena ada hadits yang menyertainya.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat Dhuha, beliau mengucapkan,
sampai beliau membacanya seratus kali. (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619). Lalu bagaimana dengan doa yang umumnya kita biasa mengamalkannya yakni doa dengan redaksi di bawah ini ?
Apakah doa tersebut ada haditsnya. Menurut sebagian para ulama, doa tersebut beredar dalam berbagai kitab ilmu fiqih dan bukan berasal dari hadits Nabi. Lalu apakah karena lafadnya tidak ada dari Nabi, doa tersebut tidak perlu dibaca ?
Tentu tidak harus seperti itu. Jangan dianggap bahwa membaca doa tersebut dianggap sebagai bid'ah karena tidak ada contohnya dari Nabi secara saklek. Jika para ulama fiqih telah merekomendasikannya, maka menurut Saya sangat baik untuk mengikutinya karena para ulama adalah pewaris nabi.
Lalu kepada siapa lagi kita mencontoh secara langsung akhlaq Nabi kalau bukan dari ulama yang sudah jelas-jelas keilmuannya ? Maksud Saya begini, janganlah kita yang masih awam ini, yang belajarnya seminggu sekali bahkan sebulan sekali, yang belajarnya dari Youtube atau blog, merasa benar dengan pemahaman sendiri dan menghakimi orang lain dengan cara yang salah.
Kesimpulannya, Saya lebih cenderung untuk mengamalkan kedua doa di atas, jadi semuanya terbawa. Anda juga boleh memilih salah satunya, bahkan jika Anda tidak hapal salah satunya pun, bacalah doa yang hafal saja, misalnya doa sapu jagat.
Ini artinya bukan jenis doanya yang kita baca, tapi memanfaatkan moment yang tepat untuk membaca doa sebab doa setelah sholat itu adalah salah satu waktu ijabah doa, waktunya kita dekat dengan Allah, apa pun doa yang kita panjatkan, akan Allah dengar.
Itulah esensinya kenapa para ulama selalu membuat doa yang panjang untuk berlama-lama bermunajat kepada Allah, termasuk kenapa doa sholat dhuha dalam kitab-kitab fiqih lebih panjang redaksinya daripada yang didapat dari Nabi.
Mereka sangat paham betul sehingga bukanlah maksud ulama membuat doa sholat dhuha tersebut menyaingi redaksi dari doa Nabi, tapi lebih dari karena kebutuhan akan doa yang pastilah jika kita berfikir dengan logika pun, tentu akan memanfaatkan minta banyak kepada Allah, sebagai sumber dari segala sumber kehidupan ini, daripada hanya minta dengan satu kalimat.
Adapun Rasul mencontohkan dengan doa yang sangat pendek, karena melihat kondisi umatnya. Tidak semua umatnya mampu berdoa dengan kalimat yang panjang-panjang, maka diambillah doa yang paling bisa mudah dipahami buat umatnya.
Demikianlah bacaan doa dzikir setelah sholat dhuha dalam latin lengkap dengan arab dan artinya. Doa pendek yang pertama di atas bisa kita jadikan sebagai wirid atau dzikir setelah sholat dhuha sesuai sunnah berdasarkan hadits shahih.
Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan meraih keutamaan sholat dhuha dan doanya tersebut, apalagi jika melakukannya pada waktu sholat dhuha yang paling afdol yakni saat anak unta berdiri dari tempat duduknya karena kepanasan, yakni sekitar jam sembilanan. Wallaahu a'lam.
Dari penelusuran yang Saya lakukan melalui media online, ternyata ada sebuah doa pendek yang sebaiknya dibaca setelah sholat dhuha. Doa tersebut sesuai sunnah karena ada hadits yang menyertainya.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat Dhuha, beliau mengucapkan,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ
“ALLOHUMMAGHFIR-LII WA TUB ‘ALAYYA, INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM
Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”
sampai beliau membacanya seratus kali. (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619). Lalu bagaimana dengan doa yang umumnya kita biasa mengamalkannya yakni doa dengan redaksi di bawah ini ?
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
ALLAAHUMMA INNADH DHUHAA-A DHUHAA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAAHUMMA INKAANA RIZQII FIS SAMMAA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU, BIHAQQI DUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINII MAA AATAITA ‘IBAADAKASH SHAALIHIIN.
Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh
Apakah doa tersebut ada haditsnya. Menurut sebagian para ulama, doa tersebut beredar dalam berbagai kitab ilmu fiqih dan bukan berasal dari hadits Nabi. Lalu apakah karena lafadnya tidak ada dari Nabi, doa tersebut tidak perlu dibaca ?
Tentu tidak harus seperti itu. Jangan dianggap bahwa membaca doa tersebut dianggap sebagai bid'ah karena tidak ada contohnya dari Nabi secara saklek. Jika para ulama fiqih telah merekomendasikannya, maka menurut Saya sangat baik untuk mengikutinya karena para ulama adalah pewaris nabi.
Lalu kepada siapa lagi kita mencontoh secara langsung akhlaq Nabi kalau bukan dari ulama yang sudah jelas-jelas keilmuannya ? Maksud Saya begini, janganlah kita yang masih awam ini, yang belajarnya seminggu sekali bahkan sebulan sekali, yang belajarnya dari Youtube atau blog, merasa benar dengan pemahaman sendiri dan menghakimi orang lain dengan cara yang salah.
Kesimpulannya, Saya lebih cenderung untuk mengamalkan kedua doa di atas, jadi semuanya terbawa. Anda juga boleh memilih salah satunya, bahkan jika Anda tidak hapal salah satunya pun, bacalah doa yang hafal saja, misalnya doa sapu jagat.
Ini artinya bukan jenis doanya yang kita baca, tapi memanfaatkan moment yang tepat untuk membaca doa sebab doa setelah sholat itu adalah salah satu waktu ijabah doa, waktunya kita dekat dengan Allah, apa pun doa yang kita panjatkan, akan Allah dengar.
Itulah esensinya kenapa para ulama selalu membuat doa yang panjang untuk berlama-lama bermunajat kepada Allah, termasuk kenapa doa sholat dhuha dalam kitab-kitab fiqih lebih panjang redaksinya daripada yang didapat dari Nabi.
Mereka sangat paham betul sehingga bukanlah maksud ulama membuat doa sholat dhuha tersebut menyaingi redaksi dari doa Nabi, tapi lebih dari karena kebutuhan akan doa yang pastilah jika kita berfikir dengan logika pun, tentu akan memanfaatkan minta banyak kepada Allah, sebagai sumber dari segala sumber kehidupan ini, daripada hanya minta dengan satu kalimat.
Adapun Rasul mencontohkan dengan doa yang sangat pendek, karena melihat kondisi umatnya. Tidak semua umatnya mampu berdoa dengan kalimat yang panjang-panjang, maka diambillah doa yang paling bisa mudah dipahami buat umatnya.
Demikianlah bacaan doa dzikir setelah sholat dhuha dalam latin lengkap dengan arab dan artinya. Doa pendek yang pertama di atas bisa kita jadikan sebagai wirid atau dzikir setelah sholat dhuha sesuai sunnah berdasarkan hadits shahih.
Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan meraih keutamaan sholat dhuha dan doanya tersebut, apalagi jika melakukannya pada waktu sholat dhuha yang paling afdol yakni saat anak unta berdiri dari tempat duduknya karena kepanasan, yakni sekitar jam sembilanan. Wallaahu a'lam.
Tag :
Sholat Dhuha